Sabang – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berdampak besar pada pelaku usaha sektor penginapan di Iboih, Kecamatan Sukakarya Kota Sabang.
Minimnya kedatangan wisatawan membuat pengusaha bungalow di kawasan Iboih menjerit. PPKM membuat pengunjung turun drastis.
Pemilik Iboih Bungalow, Said Ridwan mengatakan, sejak adanya pandemi hingga pemberlakuan PPKM seperti saat ini, sektor pariwisata di Sabang seperti jalan ditempat.
“Pariwisata hidup segan mati pasti,” katanya sambil tertawa kepada mediasatu.id, Jumat, 30 Juli 2021.
Di Bungalows miliknya, dari total 7 kamar biasanya terisi penuh. Namun, saat ini hanya 2 kamar yang terisi tamu yang datang.
“Ini ada tamu, tapi paling terisi 2 kamar,”ujarnya.
Biasanya, kata said, untuk kamar dengan fasilitas AC, harga per kamar Rp. 300.000. Tapi, sekarang jika ada tamu yang datang dan meminta Rp. 200.000 terpaksa harus diberikan karena minimnya kunjungan wisatawan.
“Harga kamar dari 300.000 yang AC, sekarang 200.000 harus kasih,”katanya.
Said mengaku, pada bulan Juli 2021, pendapatan bersih di bungalow miliknya hanya “Empat Juta Rupiah” setelah potong biaya operasional.
“Bulan ini paling bersih dapat 4Juta, setelah potong operasional,”sebutnya.
Meski demikian, ia mengaku dalam minggu ini sudah ada tamu yang datang walaupun belum normal seperti biasa.
“Ini udah seminggu saya lihat sudah ada tamu yang datang, walaupun belum banyak,”paparnya.
Untuk diketahui, dampak pandemi dan PPKM juga terasa bagi pelaku usaha Dive Shop dan Restaurant di daerah Iboih. Jika pengunjung terus menurun maka usaha mereka terancam gulung tikar.
The post Dampak PPKM, Owner Iboih Bungalow Terpaksa Banting Harga Sewa Kamar first appeared on Mediasatu.