Liputan4.Com, Jeneponto_ Sejak dahulu, Indonesia selalu kaya dengan hasil dari pertanian seperti padi, kedelai, jagung, kacang tanah, ketela pohon dan ubi jalar. Selain itu, ada juga hasil dari pertanian yang disebut sebagai hasil pertanian tanaman perdagangan yaitu teh, kopi, kelapa, kina, cengkeh, tebu, karet bawang merah dan yang lainnya.
Dengan pertanian Indonesia yang semakin hari semakin besar, hal ini memberikan dampak positif juga. Tidak hanya untuk urusan dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Sektor pertanian Indonesia di mata dunia mendapatkan respon positif yang patut dibanggakan.
Namun setiap kebijakan di Daerah memengaruhi pertumbuhan ekonomi rakyat, misalnya di Jeneponto jika dilihat jumlah kelompok tani maka rujukan asumsi kesejahteraan jelas tidak alasan untuk tidak sejahtera.
Dari data kabid Penyuluh Dinas Pertanian Jeneponto kurang lebih 3.000-an jumlah kelompok tani, dengan perkiraan anggaran bidang tanaman pangan (bibit) dan alsinta cukup besar setiap tahunnya.
Artinya pertanian di Kabupaten Jeneponto harus berdasar dengan konsep yang jelas dan universal. Kita harus punya indikator permasalahan yang secara langsung memengaruhi atau punya dampak besar untuk peningkatan sistem pertanian.
Kita harus mengidentifikasi sumber masalah klasik seperti permasalahan bantuan, permasalahan pemetaan kelompok tani, pemetaan kebijakan dan sumber anggaran yang belum maksimal.
Secara ekosistem pun tidak bisa kita kesampingkan karena dampak ini pun sangat berpengaruh besar pada sistim pertanian kita. Contohnya, tingkat intensitas hujan sangat dipengaruhi oleh kondisi alam terutama kebutuhan dan pemenuhan air.
Merujuk dari gambaran data tersebut ternyata menurut petani di Tamalatea itu berbanding terbalik dengan kondisi petani saat ini, jika di telisik lebih dalam belum ada petani yang masuk kategori sejahtera secara umum, berbagai keluhan muncul mulai dari harga yang tidak sesuai, bantuan bibit yang tidak merata sampai pada dugaan jual beli bantuan alsinta.
Kita berharap pertanian Jeneponto bisa lebih baik ke depannya sehingga permasalahan terkait kasus distribusi bibit masih menjadi momok klasik bisa diatasi dengan baik.
Banyaknya laporan masyarakat terkait distribusi bibit pertanian belum bisa diangkat menjadi solusi yang soluktif, mulai dari salah sasaran, tidak tepat waktu distribusi hingga soal data penerima yang kadang tidak sesuai jumlah. (sumber: koresponden BS).
Berita dengan Judul: Celoteh Petani Jeneponto Di Hari Tani Nasional ,Tanaman Pangan Paling Di Sorot pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Basir Hasgas