Liputan4.com, Palembang – Masih dalam rangkaian memperingati peristiwa pertempuran lima hari lima malam di Palembang yang ke -75 tahun, merupakan peristiwa perlawanan tentara Indonesia (TRI) terhadap serangan pasukan tentara Belanda (NICA) yang terjadi selama lima hari berturut-turut sejak tanggal 1 hingga 5 Januari 1947.
Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) partai kebangkitan bangsa (PKB) provinsi Sumatera Selatan Drs. Ramlan Holdan bersama Sultan Mahmud Badaruddin IV Jaya Wikrama Fauwaz Diradja menyambangi rumah saksi sejarah peristiwa perang lima hari lima malam seorang wanita pejuang yang membantu para tentara yang terluka, beliau adalah seorang wanita anggota palang merah Indonesia (PMI) Nyanyu Khadijah (Cek Molek) berusia 97 tahun kini keadaan beliau tidak dapat duduk dan berjalan hanya terbaring di tempat tidur namun beliau respek dan respon atas kehadiran tamunya. Ditemui dikediamannya di jalan Pangeran Marto 22 Ilir Palembang, rabu (5/1/22).
Dalam kunjungan ke rumah Nyanyu Khadijah, Bang Ramlan Holdan dan Sultan Fauwaz memberikan santunan kepada beliau dalam wawancara dengan Bang Ramlan Holdan mengatakan, kegiatan ini adalah satu wujud kepedulian kita dengan pejuang pejuang kita, beliau adalah saksi hidup berjuang dalam mempertahankan kota Palembang dan Sumatera Selatan ini adalah apresiasi kita generasi muda kepada pejuang kita”, ujar Bang Ramlan Holdan.
Senada apa yang dikatakan ketua DPW PKB provinsi Sumatera Selatan Drs. Ramlan Holdan, Sultan Fauwaz Diradja juga mengatakan, masih ada banyak saksi saksi hidup peperangan lima hari lima malam seharusnya diperhatikan juga bukan hanya kita dari kesultanan Palembang tapi pemerintah juga harusnya memperhatikan para pejuang yang tersisa hanya tinggal beberapa orang lagi”, kata Sultan.
Salah seorang anak dari Nyanyu Khadijah diminta tanggapannya Mirza (60) merupakan anak nomor 7 dari 20 bersaudara mengatakan, ibuk dulu waktu masih sehat aktif di gedung veteran (LVRI) jalan merdeka sesama pejuang rombongannya ibu Bambang Utoyo, ibu Lukita, ibu Rusmin dan ibu benten mereka selalu berempat. Dulu rumah ini adalah markas PMI waktu terjadi peperangan tempat mengobati para pejuang yang terluka”, tutur Mirza.
Untuk diketahui rumah yang menjadi markas PMI berbentuk limas (rumah bertiang/panggung) yang besar, dibawah rumah dijadikan tempat balai pengobatan para pejuang yang terluka dan sekaligus tempat persembunyian para pejuang. Sekarang kondisi rumah masih terawat dan kokoh walau telah berusia 117 tahun karena terbuat dari kayu unglen jati dan tembesu.
Berita dengan Judul: Cek Molek Saksi Hidup Peristiwa Perang Lima Hari Lima Malam di Palembang pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Irwanto