Korea Selatan masih sangat membatasi pelaksanaan upacara keagamaan meski negara ini telah melonggarkan peraturan jaga jarak atau social distancing. Namun, sebuah kuil Buddha telah menemukan cara kreatif agar kegiatan berdoa bisa tetap diadakan secara aman dan sesuai protokol kesehatan.
Jemaah Kuil Daegyeonsa di wilayah tenggara Daegu kini dapat menghadiri upacara mingguan tanpa perlu takut tertular COVID-19. Acaranya diadakan di lapangan, dan setiap orang wajib memasuki “prayer pod” sebelum doa dimulai. Tenda plastik bening itu sudah ditempelkan label nama umat, sehingga mereka tidak akan salah masuk.
Walaupun Korsel telah berhasil menangani Covid-19, negara ini masih mencatat kasus harian sekitar 400-700. Program vaksinasi juga berlangsung lambat. Tahun lalu, wabah corona di Korea Selatan melonjak tinggi salah satunya karena gereja dan acara keagamaan lain.
Berdiri 1.000 meter di atas permukaan laut, kuil berharap para umat Buddha bisa bersembahyang lagi di tempat mereka. Kepala biksu Buphee Sunim lalu terpikir menyediakan tenda bening untuk menghindari risiko pengunjung tertular virus.
“Kami biasanya menggunakan lahan kosong di luar kuil untuk menggelar ritual di akhir pekan. Tapi pengunjung masih bisa tertular virus karena kami berdoa keras-keras. Karena itulah kami membeli tenda-tenda ini pada Maret tahun lalu,” Buphee Sunim memberi tahu VICE World News. Dia berujar, kuil Daegyeonsa awalnya hanya memiliki 30 tenda, tapi sekarang jumlahnya sudah lebih dari 100 buah.
Selain untuk melindungi diri dari COVID-19, tenda ini juga berfungsi mencegah masuknya angin.
“Tenda anti-angin yang kami beli online sebenarnya dibuat untuk melindungi orang dari angin saat memancing. Berhubung angin di sini kencang, tendanya juga bisa menghangatkan tubuh pengunjung,” lanjutnya.
Buphee Sunim mengaku terinspirasi dengan kuil-kuil di India.
“Di India, kalian bisa melihat tempat kecil di stupa yang diduduki Buddha. Saya mendapat ide dari tempat-tempat ini di awal pandemi, ketika warga masih belum terbiasa dengan protokol Covid-19 dan jarang pakai masker,” terangnya.
Kuil hanya dikunjungi 10 orang saat cuaca buruk, tapi sekarang bisa menerima 50-100 pengunjung setiap akhir pekan.
“Kuil menerapkan sistem sewa tempat untuk membatasi jumlah pengunjung,” dia menjelaskan.
Park Jeng-ae selaku wakil presiden perkumpulan jemaah Buddha mengatakan, mereka selalu mensterilkan tenda setiap habis dipakai.
“Saya dan anggota tak perlu lagi khawatir tertular virus. Kami merasa aman dan nyaman di dalam tenda,” tuturnya.
Kuil ini berencana merayakan hari lahir Buddha pada 19 Mei mendatang. Dengan “prayer pod” tentunya.
Follow Junhyup Kwon di Twitter.