Pada Rabu, 26 Oktober 2022, pengadilan di Singapura menjatuhkan hukuman 3 tahun 4 bulan penjara kepada lelaki berusia 37 tahun karena berpura-pura menjadi ahli kandungan untuk mendapat foto perempuan tanpa busana. Jumlah korbannya selama tiga tahun terakhir mencapai 35 orang.
Ooi Chuen Wei, warga negara Malaysia yang tinggal di Singapura, menyamar sebagai dokter kandungan Janice Lee Yan dari Gleneagles Medical Centre yang menawarkan paket perawatan organ intim perempuan. Dia bahkan membuat akun palsu di Facebook, Instagram dan LinkedIn agar penyamarannya semakin meyakinkan. Ooi juga mengajak korban ikut kampanye yang diadakan oleh tempat praktiknya untuk “meningkatkan kesadaran akan kesehatan perempuan”. Kata sang penipu, dia akan memeriksa kesehatan organ intim korban melalui hasil survei yang telah mereka isi.
Ooi kemudian mengirim hasil pemeriksaan yang diklaim mencantumkan progres kesehatan para perempuan. Dia juga menunjukkan contoh foto alat kelamin yang sehat. Selanjutnya, dia memberi instruksi memijat payudara dan vagina sebagai bagian dari paket perawatan tersebut. Di situlah korban diminta mengirim foto dan video daerah intim mereka sebelum dan sesudah dipijat.
Tersangka beraksi sejak 2018, tapi baru terbongkar kedoknya bertahun-tahun kemudian. Salah satu korbannya mulai curiga dan mencari tahu ke tempat praktik Dr Janice. Rupanya, tidak ada dokter kandungan bernama Janice Lee Yan di Gleneagles Medical Centre. Ooi diringkus di kediamannya pada November lalu. Dia telah mengumpulkan setidaknya 919 foto dan video dalam kurun tiga tahun. Ada perempuan yang mengirim 46 foto dan 12 video organ intim dalam 24 kesempatan. Tersangka didakwa atas enam tuduhan penipuan.
Di kota lain pada hari yang sama, warga Singapura bernama Muhammad Nazri Sapar terbukti melakukan penipuan terhadap tiga perempuan dengan modus lowongan kerja. Lelaki 32 tahun itu mengaku seorang konsultan lingerie yang sedang mencari asisten pribadi dalam menawarkan jasanya. Para pelamar wajib mengirim foto dan video hanya mengenakan pakaian dalam untuk lolos seleksi. Gaji yang ditawarkan cukup menggiurkan, mulai 2.500 Dolar Singapura (setara Rp27,5 juta).
Menurut kesaksian di pengadilan, seorang perempuan mengirim 59 video dan 87 foto mulai September 2017 hingga Januari 2018. Saat itu, korban baru berusia 21. Tiga bulan kemudian, dua perempuan, sama-sama 22 tahun, menghubungi Nazri karena tertarik dengan lowongan kerjanya. Nazri menggunakan nama palsu Shahirah Malek selama menipu korban.
Usut punya usut, itu bukan kali pertama Nazri membohongi perempuan muda untuk keperluan seksual. Pada November 2014, lelaki yang sudah beristri itu menyarankan remaja 19 tahun untuk menjadi pekerja seks. Pasalnya, korban sedang butuh uang untuk melunasi utang. Perempuan itu mendapat informasi akan dihubungi seseorang bernama Nurul Huda melalui Facebook untuk ditanya lebih lanjut soal kesiapannya menjadi pekerja seks. Yang tidak ia ketahui, Nurul Huda sebenarnya adalah Nazri yang sedang menyamar. Korban lalu dimasukkan ke grup chat berisi klien.
Korban melayani 20 pelanggan selama lima bulan. Dia beneran digaji, tapi juga wajib mengirim foto dan video setiap menemani pelanggan. Korban hendak mengundurkan diri setelah mendapat pekerjaan baru pada April 2015. Namun, Nazri mengancam akan menyebarkan konten vulgar ke keluarga korban. Foto dan videonya akan bocor ke internet apabila dia menolak jadi simpanannya. Nazri tiada henti mengirim email bernada ancaman setelah dilaporkan ke polisi pada April 2017. Dia baru berhenti setelah ditahan pada 30 Mei 2018.
Nazri kini menghadapi 15 tuduhan penipuan dan intimidasi kriminal. Putusan pengadilan akan diumumkan 16 November mendatang.
Kasus penipuan bermodus foto vulgar marak terjadi di Singapura. Dalam 18 bulan terakhir saja, ada banyak sekali laporan yang masuk terkait catfish.
Pada September tahun lalu, lelaki 25 tahun diadili usai kegep berpura-pura menjadi bule di Tinder. Dia memaksa kenalan mengirim foto telanjang dan mengancam akan menyebarkan fotonya jika mereka menolak melakukan hal itu lagi. Dua bulan kemudian, dukun abal-abal di Facebook dibui akibat menipu perempuan di bawah umur untuk kepuasan pribadinya. Dengan dalih eksorsisme, korban diminta mengirim foto dan video bugil.
Pada April tahun ini, lelaki yang juga berusia 25 dijebloskan ke penjara usai berpura-pura menjadi agen influencer di Instagram. Para pelamar wajib mengirim foto vulgar sebagai persyaratan mendaftar.
Follow Gavin Butler di Twitter.