Insiden tragis menimpa dua buruh tambang seng di kawasan timur Korea Selatan. Salah satu lubang galian yang sedang mereka garap tertimbun longsor dipicu hujan badai pada 26 Oktober 2022.
Dua pekerja itu, yang berusia 62 dan 56 tahun, terjebak nyaris 200 meter di dalam tanah. Mereka berusaha untuk kembali ke permukaan, namun gundukan tanah terlalu tebal. Keduanya nyaris tidak membawa bekal apapun saat masuk gua. Air bersih tidak ada, makanan apalagi. Sampai kemudian salah satu pekerja sadar, dia membawa 30 bungkus kopi instan, yang sedianya akan dinikmati saat rehat dengan pekerja lain.
Kopi sachetan tersebut ternyata berjasa besar menjaga nutrisi pada tubuh dua buruh tambang yang terjebak itu, menurut laporan surat kabar The Korea Times. Karena kopi instan bukan kopi betulan—isinya lebih banyak gula dan krimer—mereka malah rutin mendapat asupan karbohidrat serta lemak, sehingga cukup punya tenaga buat bertahan hidup. Mereka mencampur bubuk kopi instan itu dengan tetesan air dari atap gua, lalu meminumnya.
Setelah lebih dari empat hari berlalu, dua buruh tambang itu sempat nyaris kehilangan harapan. Untunglah, pada 4 November, sembilan hari setelah mereka terjebak dalam gua, tim penyelamat berhasil menembus gundukan tanah serta batu.
Menurut tim SAR, dua korban tersebut kondisinya cukup sehat untuk orang yang terjebak lebih dari seminggu di bawah tanah. Saat dilarikan ke RS, mereka berdua juga pulih cukup cepat. Merujuk laporan kantor berita Yonhap kopi instan dianggap tenaga medis berjasa besar memasok energi bagi kedua korban untuk tidak panik dan bertahan dalam gua.
Kabar selamatnya dua buruh tambang itu viral, karena dianggap sebagai “keajaiban.” Kabar gembira ini juga sedikit melipur hati warga Korsel yang masih berduka akibat tewasnya 156 orang dalam insiden saling injak di malam Halloween Itaewon.
Presiden Korsel Yoon Suk-yeol memberi ucapan selamat kepada dua penambang tersebut, serta berjanji akan memberi santunan. “Anda berdua sudah berhasil kembali dari persimpangan hidup dan mati.”
Tambang seng yang mengalami insiden ini berada di kawasan Bonghwa. Tim SAR sempat kesulitan melacak posisi dua buruh tambang tersebut. Tapi kemudian muncul insiatif untuk memakai kamera kecil yang bisa disusupkan lewat lubang. Berkat terobosan kamera itu, para penyelamat bisa lebih akurat memperkirakan lokasi dua buruh yang terjebak dalam gua.
Keduanya, yang sama-sama memiliki nama marga Park, dilaporkan saling bersandar di bahu ketika ditemukan tim SAR. Mereka melakukannya selama terjebak untuk menjaga suhu badan tetap hangat. Mereka pun berhasil mendirikan tenda kecil dari sedikit plastik yang ada di lokasi penggalian.
Saat diwawancarai Yonhap, korban yang berusia 62 tahun mengaku sedikit trauma akibat insiden terjebak dalam gua ini. “Namun saya harus mengakui, saya tidak menyangka bakal selamat. Saya memang sudah tua, tapi kejadian ini seakan membuat saya terlahir kembali ke dunia untuk pertama kalinya.”
Follow Hanako Montgomery di Twitter dan Instagram.