Jakarta, Kabupaten Maluku Tenggara dalam beberapa waktu terakhir ini menjadi perhatian publik Indonesia. Selain memilik pantai terindah di Indonesia, Festival Meti Kei masuk dalam agenda nasional bidang pariwisata. Penghargaan nasional juga diraih Ohoi Ngilngof sebagai desa wisata terbaik Indonesia.
Setumpuk prestasi dan destinasi wisata berjumlah 72 lokasi itu, diyakini Bupati Haji M.T. Hanubun sebagai Surga Tersembunyi yang perlu diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia.
Ditemui saat menghadiri Pelantikan Pengurus dan Rakernas Asosiasi Pemerintahan Daerah dan Pesisir Seluruh Indonesia (Aspeksindo) di Jakarta, Kamis (24/2022), Bupati Hanubun mengatakan, Pemerintahan Kabupaten Malra dilayani dengan bertumpu pada 3 tungku: adat, agama, dan pemerintah.
“Ini menjadi tungku saya dalam melaksanakan tugas sebagai Bupati Maluku Tenggara. Saya melibatkan tokoh adat, tokoh agama, dan pemerintah. Intinya, melayani dengan penuh kasih sayang,” tutur Hanubun.
Pemerintahan Hanubun mencanangkan prioritas membangun Malra dari desa (Ohoi) ke kota, dengan menjaga ketenangan dari desa sampai ke kota.
“Saya coba bangun dari desa ke kota. Pelan namun pasti, itu dijalankan. Kebutuhan masyarakat seperti air bersih, jalan, sanitasi, listrik. Itu dirasakan baik oleh masyarakat di Kei Besar maupun Kei Kecil. Saya usahakan secara maksimal. Ternyata, dalam pelaksanaannya tidak semudah orang membalik tangan. Tantangannya besar sekali, karena ada orang yang tidak pernah merasakan kesulitan orang yang hidup di desa. Mereka mencibir,” kata orang nomor 1 di Malra itu.
Prioritas pembangunan dari desa ke kota mendapat tantangan saat pandemi Covid-19. Namun Covid tidak menurunkan semangat pemerintah dan masyarakat. Hanubun yakin, cobaan Tuhan itu tidak akan melebihi kemampuan manusia. Pemda Malra menjawab itu. Dalam kondisi seperti itu, angka kemiskinan menurun.
“Kami mulai bergerak dari atas (top-down). Kita mulai dari pemerintah daerah, mulai dari eselon 2, eselon 3, eselon 4, kita semua turun bekerja, kita berkebun di bawah terik matahari. Dengan semangat itu, kita dapat menjadi kabupaten terbaik Indonesia, tim pengendalian inflasi daerah terbaik tahun 2020 dan 2021. Itu luar biasa,” mantan guru di Jakarta itu berkisah.
Sekarang Maluku Tenggara sudah terkoneksi, ke mana-mana, dengan jalan, air bersih, listrik, sanitasi, termasuk telkomsel. Tadinya tak ada jaringan internet di Kei Besar. Sekarang, di Kei Besar, sudah 84 persen 4G. Sementara di Kei Kecil tinggal 3 persen, untuk mencapai 100 persen. Tidak ada lagi kesulitan untuk komunikasi dengan keluarga di luar Kei. Masyarakat sangat merasakan kemajuan itu.
Sejak dilantik sebagai Bupati Maluku Tenggara, mulai mempromosikan 72 destinasi yang dimiliki kabupaten ini. Ada destinasi pariwisata dan destinasi budaya. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang tersedia, Hanubun bentuk Badan Promosi Daerah, khususnya untuk pariwisata.
Pemda bekerja keras kerja diikuti desa-desa di mana tempat pariwisata itu berada. Kerja sama juga dengan anak-anak London School Jakarta dan awak media.
Pulau Kei disebut Surga Tersembunyi. “Mari kita buka surga itu agar semua orang tahu. Tentu saja dengan aturannya agar tidak kotor. Dari promosi itu dan pengajuan kepada Menteri Pariwisata dan Kreatif, Pesona Meti Kei itu ditetapkan dalam agenda nasional. Itu sesuatu yang luar biasa,” ujar Bupati yang sangat merakyat itu.
Hanubun selalu mengajak masyarakat Kei menjaga persatuan dan kesatuan di antara mereka. Itu yang paling penting.
Terkait dengan Kei sebagai Surga Tersembunyi itu, Hanubun meminta agar masyarakat menjaga alam agar tetap indah dan bersih. Ketiga, pemerintah harus siapkan edukasinya kepada masyarakat, termasuk bagaimana kita harus bertutur kata. Keempat, kita masih perlu para sponsor, para pengusaha, datang ke Kei untuk menginvestasi dengan berbagai macam cara yang elegan. Transportasi udara ke kabupaten ini sudah sangat lancar. Sehari ada 4 kali penerbangan dengan Wings, juga ada Sriwijaya. Tidak ada kesulitan mau pergi ke Kei.
Kabupaten Malra mengandalkan pariwisata dan perikanan. Rumput laut Kei berkualitas tinggi. Salah satu wisata laut yang terus dikembangkan adalah kehadiran habitat penyu belimbing (tabob) di Kei.
“Saya bersama para raja dan dinas terkait melakukan edukasi kepada masyarakat soal pelestarian penyu belimbing ini. Saya mengundang Menteri KKP datang ke Kei, juga untuk melihat rumput laut. Kita coba lakukan pemberdayaan masyarakat lewat rumput laut. Selain itu, Kei cocok untuk budi daya mangrove.
Berita dengan Judul: BUPATI MALUKU TENGGARA M.T. HANUBUN: TIGA TUNGKU TITIK TUMPU BANGUN MALRA pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Rika Jakarta