Liputan4.com,Kupang.
Program Better Investment for Stunting Alleviation (BISA) adalah progam yang dirancang bersama antara Nutrition International, Save The Children, BAPPENAS, dan Kementerian Kesehatan bertujuan untuk mendukung program nasional percepatan penurunan stunting.
Hal ini disampaikan oleh Deputy of Chief Party Project BISA, Donatus Klaudius Marut,pada kegiatan Pelatihan bagi Petugas Puskesmas dan Sekolah tentang Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri bertempat di Hotel Hotel Neo, Kota Kupang mulai tanggal 9 – 10 Maret 2021
Dijelaskan, fokus dari Program BISA ini adalah penguatan sisi pelayanan kesehatan dan gizi, dan pemberdayaan masyarakat dengan mempromosikan perubahan perilaku berkaitan dengan asupan gizi.
“Kegiatan pelatihan ini diharapkan memberi pengetahuan dan ketrampilan bagi para peserta agar bisa menjalankan tugas menanggulangi anemia pada remaja putri di tempat kerjanya masing-masing”, ujarnya.
Lebih lanjut Marut menjelaskan bahwa, berdasarkan hasil baseline survey Program BISA pada bulan Februari–Maret 2020, teridentifikasi bahwa di Kabupaten Kupang, hanya ada 27,8% remaja putri yang tidak anemia. Prevalensi Anemia pada Remaja Putri di Kabupaten Kupang 72,2% merupakan gabungan anemia ringan, sedang, berat. Artinya hampir 3 dari 4 siswa sekolah menengah tingkat atas di Kabupaten Kupang mengalami anemia.
Survey baseline ini juga menemukan bahwa remaja puteri di Kabupaten Kupang yang paham tentang anemia hanya 39, 8%.”
Dikatakan,salah satu masalah kesehatan yang menjadi fokus pemerintah adalah penanggulangan anemia pada remaja putri. Dan Anemia merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan penderitanya mengalami kelelahan, letih dan lesu sehingga akan berdampak pada kreativitas, konsentrasi belajar dan produktivitasnya. Tak hanya itu, anemia juga meningkatkan kerentanan penyakit pada saat dewasa serta melahirkan generasi yang bermasalah gizi.
“Angka kejadian anemia di Indonesia terbilang masih cukup tinggi, termasuk di Kabupaten Kupang dimana program BISA bekerja. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal. Untuk pencegahan anemia pada remaja putri di sekolah, Puskesmas dan sekolah menjadi pelaku terdepan”,tambahnya lagi.
Diakhir sambutannya,ia mengatakan meskipun Puskesmas dan sekolah menjadi actor gugus depan dari penanggulangan anemia pada remaja putri, dukungan dan kerjasama yang terkoordinasi lintas sector, baik horizontal maupun vertical, sangat diperlukan.
Dalam lokakarya orientasi penanggulangan anemia untuk Puskesmas dan sekolah pada bulan Januari 2021, Wakil Bupati Kabupaten Kupang telah mempelopori pencanangan komitmen Bersama untuk kolaborasi lintas sector.
“Mudah-mudahan kolaborasi yang sudah dicanangkan tersebut direalisasikan dalam kegiatan nyata di sekolah, desa dan Puskesmas. Salah satu contohnya, musrenbang desa dan kecamatan perlu melibatkan dan menerima usulan dari sekolah dan Puskesmas berkaitan dengan penanggulangan stunting secara umm dan penanggulangan anemia pada remaja putri secara khusus”,harapnya.
Bupati Kupang, Drs. Korinus Masneno, M.Si. dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Kupang, Krispinianus Patmawan, SH, mengatakan sebagai Pemerintah Daerah sudah menjadi kewajiban untuk menghadirkan program pembangunan yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat dan menjawab kebutuhan masyarakat.
Salah satu permasalahan dibidang kesehatan yang menjadi perhatian bersama adalah penanggulangan masalah anemia pada remaja putri. Selama ini fokus pemerintah hanya fokus pada penanggulangan anemia pada ibu hamil.
Masneno menegaskan, diperlukan penanganan anemia sejak dini, yaitu dengan pelaksanaan program Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri sebagai upaya preventif dan kuratif anemia. Selain itu, perlu kemitraan, pendampingan dan pengawasan terutama untuk penyadaran kepada masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi TTD.
Mantan Wakil Bupati Kupang ini mengakhiri sambutannya dengan mengapresiasi Lembaga Nutrition International (NI), Save The Children dan Yayasan Marungga yang telah menginisiasi Program Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri dan telah membangun kemitraaan dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Kupang dan berharap agar peserta kegiatan selalu fokus pada materi yang disampaikan agar bisa diterapkan di wilayah masing-masing.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang dr. Robert A. J. Amheka dalam arahannya mengatakan bahwa perlu untuk memetakan lembaga non pemerintah yang bekerja di Kabupaten Kupang agar bisa melakukan evaluasi bersama terkait dengan perkembangan isu kesehatan.
Dirinya meminta agar Puskesmas, sekolah dan Dinas Kesehatan melakukan koordinasi yang intensif terkait pencatatan dan pelaporan, dan berharap agar program BISA tetap berkelanjutan agar angka prevalensi stunting dan anemia di Kabupaten Kupang bisa menurun.
Untuk diketahui Nutrition International (NI) dan Save the Children, bekerja sama dengan Yayasan Masyarakat Tangguh Sejahtera (Marungga Foundation), melalui Program Better Investment for Stunting Alleviation (BISA) yang didanai oleh Pemerintah Kanada, Pemerintah Australia melalui DFAT, Asia Philanthropy Circle, dan the Power of Nutrition, menyelenggarakan kegiatan Pelatihan bagi Petugas Puskesmas dan Sekolah tentang Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri.
Tujuannya untuk penguatan kapasitas pemangku kepentingan untuk berkolaborasi, berkoordinasi, mengimplementasikan dan memonitor program Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) remaja putri di Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam kegiatan ini yang bertindak sebagai Fasilitator/Trainer adalah staf dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang, Staf Dinas Pendidikan Provinsi NTT dan Koordinator Pengawas SMA. Para fasilitator ini telah mengikuti kegiatan TOT tingkat provinsi pada Januari 2021.Penyelenggaraan kegiatan dilakukan secara daring dan luring dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.(***)