Liputan4.com – Lombok Timur,NTB – Pimpinan Cabang Badan Urusan Logistik (Bulog) Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Hanapi menerangkan pada musim panen padi tahun 2022 ini, Pihak Dolog (Depot Logustik) Lombok Timur akan menyerap atau membeli 19.000 ton setara beras dari produksi gabah yang dihasilkan oleh petani yang ada dilombok timur, melalui 24 orang mitra Dolog yang ada di Kabupaten Lombok Timur.
Menurut Hanapi, cadangan beras yang saat ini masih tersedia di Gudang Dolog Lombok Timur, sekitar 18.000 ton yang diperkirakan akan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat hingga tahun 2025 mendatang, sehingga tidak perlu ada kehawatiran bagi masyarakat akan kekurangan beras.
“Stok beras kita yang saat ini ada digudang sekitar 18.000 ton dan ini akan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Lombok Timur hingga tiga (3) tahun kedepan. Stok yang sebegitu banyak ini disebabkan karena saat ini pemerintah sudah menyetop program Raskin (Beras Untuk Orang Miskin -red) dan BLT, sehingga stok ini menumpuk digudang,” ungkap Hanapi diruang kerjannya. Kamis (30/06/2022).
Meskipun terjadi penumpukan beras digudang, pihaknya tidak hawatir dengan surplus beras tersebut, karena Provinsi NTB tercatat sebagai daerah yang surplus beras pada setiap tahunnya dan dijadikan sebagai Provinsi penyangga beras Nasional.
“Meskipun ada stok beras yang cukup besar, kita tetap berkewajiban untuk membeli atau menyerap gabah petani pada setiap tahunnya, karena kita termasuk daerah penyangga beras nasional. Ada tujuh provinsi di Indonesia yang menjadi penyangga beras nasional, diantaranya provinsi NTB, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan dan Provinsi Lampung. Sedangkan selain dari 7 provinsi ini, termasuk Provinsi yang minus cadangan berasnya, sehingga kita tetap pada setiap tahunnya mensuplai beras ke Provinsi – Provinsi yang minus, seperti NTT,Bali, Irian Jaya, Maluku, Irian Jaya dan daerah lainnya,”terangnya.
Ditambahkan Hanapi, untuk musim panen tahun ini hingga bulan juni 2022 ini, Dolog Lombok Timur sudah menyerap 10.500 ton gabah petani dari target pengadaan tahun ini sebanyak 19.000 ton, sehingga sisanya akan diselesaikan hingga akhir tahun ini.
“Harga pembelian kami pada musim panen tahun ini, sesuai dengan Keppres, untuk Gabah Kering Panen (GKP) Rp.4.300/kg dan untuk Gabah Kering Giling (GKG) Rp.5.300/kg. dan tugas kami adalah menyerap gabah petani dan menstabilkan harga gabah dilapangan, agar jangan sampai merugikan petani, tatkala pengusaha gabah membeli dengan harga dibawah standar kami, maka kami turun untuk menintervensi harga tersebut dengan tujuan agar petani tidak merugi dalam usaha taninya,”imbuh Hanapi.
Hanapi juga mengakui pendistribusian beras Dolog mengalami kendala karena pemerintah sudah menyetop Raskin dan Beras BLT sehingga ketersediaan beras digudang Dolog cukup banyak, tidak sebagaimana saat pemerintah masih memberlakukan Raskin dan beras BLT, pendistribusian beras cukup lancar.
“Stok yang cukup banyak ini disebabkan karena pemerintah sudah menyetop program Raskin dan BLT, sementara pada setiap tahunnya kami dari Dolog berkewajiban untuk membeli gabah hasil petani kita, sehingga tiap tahun selalu bertambah stok kami, tetapi kita terbantu karena NTB penyangga beras nasional, sehingga beras yang begitu banyak ini akan dikirim ke provinsi-provinsi yang minus stok berasnya oleh Bulog pusat,”pungkas Hanapi.(red)
Berita dengan Judul: Bulog Lotim NTB, Akan Serap 19.000 Ton Gabah Petani Dengan Harga GKP Rp.4.300/kg Dan GKG Rp.5.300/kg. Pada Tahun 2022. pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. oleh Reporter : Makbul