Berita  

Budidaya Rumput Laut di Lutim Berkembang Pesat dan Membuka Lapangan Pekerjaan Untuk IRT

budidaya-rumput-laut-di-lutim-berkembang-pesat-dan-membuka-lapangan-pekerjaan-untuk-irt

Liputan4.com, Luwu Timur- Budidaya Rumput Laut di Kabupaten Luwu Timur, Prov. Sulawesi Selatan kini berkembang pesat, sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan untuk para ibu rumah tangga (IRT).

Tentu hal tersebut tidak lepas dari peran Pemerintah Kabupaten Luwu Timur yang telah mendukung perkembangan budidaya rumput laut yang di geluti oleh masyarakat yang berada di pesisir Kab. Luwu Timur.


Pemkab Luwu Timur telah mengalokasikan bantuan dana dan fasilitas lainnya berupa demplot untuk budi daya rumput laut jenis Euchema Cottoni, dan sejak itu Budi daya rumput laut mengalami perkembangan yang luar biasa baik menyangkut produksi maupun harga.

Budidaya rumput laut Euchema Cottoni merupakan salah satu komoditi unggulan Kabupaten Luwu Timur yang dibudidayakan dikawasan perairan Teluk Bone sepanjang pantai pesisir kabupaten Luwu Timur khususnya di sepanjang pantai Kecamatan Burau hingga pantai Kecamatan Wotu.

Dimana kini kebanyakan ibu rumah tangga (IRT) di Kecamatan Wotu dan Burau menggeluti pekerjaan sebagai pengikat rumput laut.

Aktivitas ini dilakukan nyaris setiap hari, mulai dari pagi hingga menjelang sore hari. Terlihat di sebagian besar tempat di kecamatan Wotu dan Burau, Sekumpulan ibu-ibu rumah tangga nampak duduk melingkari bibit rumput laut.

Bibit rumput laut disimpan di tengah lingkaran mereka, kemudian diikat menggunakan tali kapal. Proses mengikat ini yang menjadi pekerjaan utama sebagian besar ibu rumah tangga di Kecamatan Wotu dan Burau. Bibit rumput laut ini diikat memanjang satu-persatu di tali kapal, hingga mencapai panjang kurang lebih 25 meter. Bibit rumput laut ini merupakan milik petani rumput laut dari Pesisir pantai Kecamatan Wotu dan Burau.

Dari penuturan warga yang bertugas membawa bibit rumput laut ketempat-tempat berkumpulnya ibu rumah tangga untuk mengikat bibit rumput di Desa Lera, Kec. Wotu, ada beberapa pemilik yang menjadi pemilik rumput tempatnya mengambil lalu membawa ketempat pengikatan di Desanya.

“Sebagian besar tenaga pekerjanya ibu-ibu yang merupakan masyarakat desa terdekat, termasuk di sini”. Ungkap Pak Husni pengantar bibit rumput laut untuk di ikat (Kamis, 10 Juni 2021)

Beliau juga menuturkan untuk setiap satu ikat bibit rumput laut dihargai Rp. 3.500. Biasanya ibu-ibu ini bisa menyelesaikan hingga 10 ikat hingga 20 ikat perharinya, atau setara dengan Rp. 35.000-Rp.70.000.

“Hasil kerja keras ibu-ibu ini akan dikumpulkan untuk nantinya dibayar sekaligus, seminggu sekali”. Ceritanya kembali

“Upah hasil kerjanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga”. Lanjutnya

“Pekerjaan mereka menjadi pengisi waktu luang yang sebagian besar suaminya menjadi buruh atau petani”. Tutup Pak Husni

Budidaya Rumput Laut di Lutim Berkembang Pesat dan Membuka Lapangan Pekerjaan Untuk IRT

Salah seorang ibu-ibu pengikat bibit rumput laut menjelaskan, bahwa hasil yang di dapat dari mengikat rumput ini untuk membantu perekonomian keluarga. “hasil kami ini untuk dipakai belanja sehari-hari membantu suami, untuk belanja anak dan untuk isi dapur.” ujarnya.

Setelah ikatan bibit rumput laut ini selesai, bibit-bibit ini nantinya akan di jemput dan di antarkan ke bibir pantai untuk di bawa kelaut untuk di tanam kembali.

 

Berita dengan Judul: Budidaya Rumput Laut di Lutim Berkembang Pesat dan Membuka Lapangan Pekerjaan Untuk IRT pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Biro Luwu Timur