Tinggal seorang diri dan sudah sulit bepergian, seorang pria di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan bernama Zainuddin (53) memutuskan menyulap pekarangan rumah panggungnya menjadi rumah bawah tanah. Walau sekilas seperti akun YouTube Primitive Survival Tool, Zainuddin menggunakan piranti dan perencanaan lebih sederhana. Doi mengaku cuma ngandelin cangkul, sekop, dan pengalaman jadi tukang bangunan di Malaysia.
Video yang memperlihatkan rumah bawah tanah Zainuddin tersebar di media sosial, membuat warga setempat mulai berkunjung karena penasaran. “Sudah dua tahun saya bangun [rumah bawah tanah ini], dan tahu [cara] membuat rumah bawah tanah saat di Malaysia. Dulu saya kerja serabutan di sana dan lama kerja bangunan,” kata Zainuddin dilansir Kompas, Rabu (5/5).
“Masih 65 persen dan saya tidak punya dana sekitar Rp50 juta agar bisa rampung, sebab masih butuh semen agar rumah kuat dan [perlu] atap seng karena kalau hujan kebanjiran.”
Zainuddin tinggal seorang diri di Dusun Cacae, Desa Awang Cenrana, Kecamatan Cenrana. Istrinya sudah meninggal, anaknya tidak ada kabar. Dari penuturan Camat Cenrana, Amin Kadir, Zainuddin sehari-hari bertani dan membuat rumah bawah tanah hanya untuk mengisi waktu luang. Rumah setengah jadi itu memiliki panjang 6 meter, lebar 3 meter, dan kedalaman 2 meter.
Setelah video rumah ini viral, Amin menyebut beberapa warga mendatangi Zainuddin karena penasaran. Namun, sang camat khawatir akan potensi longsor. “Saya melarang [pembuatan rumah diteruskan]. Saya sekadar khawatir saat dikerjakan terus longsor. Saya sudah ingatkan jangan dilanjutkan karena tidak ada juga manfaatnya. Itu hanya tempat mainan,” kata Amir kepada Detik.
Zainuddin bukan orang pertama di Indonesia yang iseng bikin rumah bawah tanah. Di Kabupaten Serang, Banten, seorang penggali pasir menghabiskan waktu 15 tahun untuk membangun rumah bawah tanah di bekas galian pasir. Abdul Munir, nama “seniman” ini, mulai mengerjakannya sejak 2004. Ia berusia 70 tahun dan tinggal di Kampung Citutung, Desa Telaga Luhur.
Karyanya kemudian disebut warga sekitar sebagai “Gua Munir”. Lebarnya 5,5 meter dengan panjang 30 meter, jauh lebih besar dari karya Zainuddin. Terdapat lima kamar tidur, musala, kolam, dua ruang tengah, dan ruang tamu. Alasannya membuat rumah bawah tanah tak kalah absurd: awalnya Munir menggali tanah cuma untuk bikin kolam ikan, tapi malah keterusan.
“Mau saya [tinggal di sini], enggak takut ambruk. Kalau udah jadi ya rencana [tinggal] di sini. Ya anak-anak mau di sini,” ujar Munir kepada Tempo pada 2018.
Kalau memperhitungkan benar bahayanya dan tidak merugikan penduduk lain, pendirian rumah bawah tanah inisiatif masyarakat sebaiknya kita dukung saja. Asalkan, niat membangun rumah enggak mencontoh seorang pria asal Meksiko bernama Alberto. Bayangin, doi rela bikin terowongan bawah tanah supaya bisa aman selingkuh dan mantap-mantap sama istri tetangga. Hais.