Takeo Takahashi sedang bersiap menggelar ritual sore di kuil, mendadak salah satu umat tergopoh-gopoh mengabarinya ada temuan aneh di salah satu pohon suci: boneka jerami dengan foto wajah Vladimir Putin tertancap di batangnya. Takahashi adalah pendeta sekaligus kepala kuil Shinto berusia 200 tahun di Prefektur Chiba, tak jauh dari Ibu Kota Tokyo.
Takahashi segera mencopot boneka tersebut, yang ditancapkan dengan paku dan benang merah, tanda bahwa pemasangnya serius ingin mengutuk sosok Putin. Di dalam bonekanya, terpasang pula selembar kertas berisi nama lengkap Putin, tanggal lahirnya, serta kalimat kutukan tertulis: “saya berdoa agar sosok jahat ini bisa dimusnahkan.”
Ternyata upaya “menyantet” Putin tidak hanya terjadi di Chiba. Di Kota Matsudo, yang penduduknya tak sampai 500 ribu orang, beberapa kuil melaporkan maraknya pemasangan boneka jerami kutukan di pohon-pohon keramat. Upaya santet ini meningkat drastis sejak Mei 2022.
“Saat masih kecil dulu, saya beberapa kali melihat boneka kutukan ditancapkan di pohon dekat kuil. Tapi kutukan terhadap Putin mulai sering dilaporkan, targetnya terlalu spesifik, dan belum pernah saya alami sebelumnya,” ujar Katsuaki Nose, Wakil Kepala Polisi Matsudo, saat dihubungi VICE World News.
Di Matsudo saja, selama sebulan, sudah ditemukan lebih dari 10 boneka kutukan untuk Putin. Dia menduga tren serupa akan muncul di kota tetangga dalam waktu dekat. “Saya berharap para pelakunya berhenti, karena bisa memicu keresahan yang tidak perlu.”
Persepsi publik di Jepang terhadap Vladimir Putin memang cukup jelek selama tiga bulan terakhir. Keputusan sang Presiden Rusia memerintahkan invasi ke Ukraina akhir Februari lalu dianggap sebagai pemicu ketidakstabilan global, termasuk ancaman resesi ekonomi yang bisa berdampak buruk pada Jepang.
Merujuk jajak pendapat pada April 2022 yang digelar surat kabar Asahi Shimbun, sebanyak 73,7 persen responden di Jepang mendukung sanksi ekonomi bagi Rusia, karena telah menyerang Ukraina. Sementara 88 persen responden menganggap Rusia melakukan kejahatan perang di kota-kota Ukraina selama konflik berlangsung. Jangan lupa, masyarakat Jepang modern kebanyakan berideologi pasifis, sehingga mereka sangat tidak menyukai perang, maupun negara yang menyulut perang. Unjuk rasa menolak perang di Ukraina, serta mengutuk Putin, telah bermunculan di kota-kota besar Jepang melibatkan ribuan orang.
Takahashi mengaku bisa memahami kenapa ada umat Shinto yang marah pada kebijakan Putin dan ingin menyantet si presiden Rusia. Dia hanya menyesalkan kenapa boneka kutukannya harus ditancapkan di pohon suci, yang dianggap sangat penting bagi ritual pemujaan Shinto, salah satu agama tradisional di Jepang.
“Dalam ajaran kami, pohon-pohon suci merupakan tempat bersemayamnya roh adikodrati. Itu sebabnya pohon-pohon tersebut dilindungi,” ujarnya kepada VICE World News. Menancapkan paku ke batangnya, menurut Takahashi, dapat merusak pohon tersebut, bahkan bisa membusukkan akarnya. Apalagi, jika niatannya untuk mengutuk, maka energi negatif tersebut bisa merusak pohon suci.
“Jika sampai pohonnya mati, maka dalam ajaran Shinto kesejahteraan satu desa yang dinaungi roh tersebut bisa ikut terganggu,” tandasnya.
Follow Hanako Montgomery di Twitter dan Instagram.