Polisi masih memburu biksu di Thailand yang diduga memukuli remaja 17 tahun dengan palu.
Pada Sabtu (7/1) pekan lalu, seorang gadis remaja yang diidentifikasi dengan inisial “Ae” ditemukan terkulai lemas di depan wihara Baan Na Gae yang berada provinsi Ubon Ratchathani, timur laut Thailand. Nenek korban menemukan cucunya bersimbah darah dan hidungnya patah. Ada dugaan Ae dianiaya biksu bernama Uthit Lakthong yang sudah kenal dekat dengannya. Karena dari rekaman CCTV, seperti dilansir media lokal, Uthit terlihat membawa motor korban.
Saat ini, Ae tengah dirawat di rumah sakit untuk mengobati luka-lukanya.
Polisi masih menyelidiki motif penyerangan tersebut. Namun, berdasarkan barang bukti berupa surat, pelaku tampaknya cemburu melihat Ae dekat dengan seorang lelaki. Nenek Ae memberi tahu awak media, cucunya baru-baru ini mengunggah foto bersama teman cowoknya di Facebook.
“Saya telah membiayai hidupmu, dari uang SPP, berobat ke dokter gigi sampai aksesori yang kau inginkan,” demikian bunyi suratnya. “Tapi saya tidak pernah bisa menyentuhmu. Kamu tidak menghargai semua yang telah kuberikan untukmu.”
Selama ini, korban sudah menganggap Uthit seperti kakeknya sendiri. Sikap hormat terhadap biksu lazim di negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha. Namun, rentetan skandal yang dilakukan pemuka agama beberapa tahun terakhir telah mengikis kepercayaan umat.
Pada November 2022, empat orang biksu di Thailand tengah dikirim ke pusat rehabilitasi setelah dinyatakan positif narkoba. Wihara tempat mereka mengabdi kekurangan orang karena tidak ada biksu pengganti. Setelah perayaan tahun baru pekan lalu, seorang biksu dilaporkan memerkosa putrinya yang baru 14 tahun dengan modus ingin memberkati sang anak.
“Ajaran utama Buddhisme adalah mencapai pencerahan sehingga manusia tidak terikat dengan hasrat kebendaan,” kata Somboon Chungprampree, Sekretaris Jaringan Komunikasi Buddhis Internasional, saat dihubungi VICE World News tahun lalu.
“Masyarakat Thailand harus mulai belajar, bahwa mereka yang mengenakan jubah biksu belum tentu orang yang layak dihormati.”
Follow Koh Ewe di Twitter dan Instagram.