Liputan4.Com – Lombok Timur – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno (SSU) dijadwalkan akan melakukan kunjungan kerja ke Pulau Lombok Rabu 03 November 2021 esok. Namun yang menjadi pertanyaan ditengah masyarakat dan pelaku wisata Kabupaten Lombok Timur, dalam Rundown kunjungan Menparekraf Salahuddin Sandiaga Uno (SSU) itu, tidak tertera jadwal kunjungannya ke Desa Wisata Tetebatu, Lombok Timur.
Pelaku wisata di Desa Tetebatu, Kusuma Maad Adnan, menyatakan kekecewaannya atas rundown SSU tersebut. ‘’Untuk apa Menparekraf menginstruksikan agar desa Tetebatu dipersiapkan mengikuti ajang lomba United Nation World Tourism Organization (UNWTO) tersebut, kalau akhirnya Menteri sendiri tidak mau datang ke Tetebatu?’’ katanya. Selasa (02/11/2021)
Maad yang akrab disapa Uncle Kus tersebut mengaku tidak memahami jalan pikiran pejabat negara dalam hal ini. Baginya, mengunjungi destinasi wisata setidaknya dapat memberikan legitimasi pemerintash Indonesia tentang Tetebatu itu sendiri yang dikirim sebagai peserta lomba UNWTO. ‘’Ini mau datang ke Lombok, bahkan Lombok Timur, tetapi kok ke Tetebatu tidak. Ada apa ini?’’ lanjutnya.
Hal senada diungkpkan Ketua Badan Pengelola Desa Wisata (BP Dewi) Tetebatu, Mariani Rusli. ‘’Sangat disayangkan kalau Tetebatu tak dikunjungi oleh Mas Menteri. Bagaimana ajang tingkat dunia seperti UNWTO memberikan kemenangan dalam lomba, jika pemerintah sendiri tidak memberikan legitimasi tersebut?’’ katanya kecewa.
Dia juga menyayangkan tidak dipostingnya Tetebatu dalam Instagram atau akun medsos lainnya milik Menparekraf sebagai peserta lomba UNWTO. ‘’Kami ingin bentuk pengakuan dari SSU sebagai Menparekraf terhadap Tetebatu. Kalau memang dia akan datang ke Lombok, apa ruginya kalau datang ke Tetebatu?’’ lanjutnya.
Para pelaku wisata di Tetebatu tampak tak dapat menyembunyikan kekecewaan atas rencana kunjungan Menteri SSU tersebut ke Lombok, khususnya desa Tetebatu. ‘’Kalau nanti para pejabat pemerintah pusat berdatangan ke Tetebatu setelah penilaian UNWTO keluar sebagai juara, hal itu menjadi hal yang biasa-biasa saja. Sebab jangankan pejabat dari Jakarta, wisatawan mancanegara dari berbagai belahan dunia saja pasti akan datang,’’ kata mereka.
Soal rundown kunker Menparekraf tersebut, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lombok Timur, Muhammad Nursandi menyatakan, pihaknya dalam posisi mempertanyakan hal yang sama dengan para pelaku wisata di Tetebatu. ‘’Kami juga sudah mencermati rundown tersebut. Dan kami sedang mengkonfirmasikannya ke Sekretaris Menparekraf,’’ katanya. Dia berharap agar SSU datang ke Tetebatu. ‘’Setidaknya biar pak Menteri tahu betapa pesat perkembangan kepariwisataan di desa wisata Tetebatu yang dia ajukan sendiri mengikuti lomba tingkat dunia, UNWTO tersebut,’’ katanya.
Bagi para pelaku dan pemerhati pariwisata, rundown kunker Menparekraf ke Lombok dinilai sebagai hal yang aneh. Mereka mendengar ada nuansa politis dalam kunker tersebut, semisal untuk menyegarkan Relawan Kawan Sandi (RKS) yang telah terbentuk di Lombok. Bukan tidak mungkin rundown tersebut pun berkorelasi dengan RKS itu. Padahal, menurut mereka, kalau RKS mau betul-betul berkembang dan bergerak, maka SSU dengan RKS tinggal menggerakkan Asosiasi Desa Wisata Indonesia (ADWI), maka apa yang diinginkan dapat terwujud. ‘’Tentu saja ADWI bisa lebih efektif secara politik ketimbang RKS berdiri sendiri. ADWI setiap hari berkoordinasi dengan seluruh desa wisata,’’ katanya.
Oleh karenanya, mereka kecewa dengan SSU yang tidak mengunjungi Tetebatu sebagai desa wisata. ‘’Lucu sekali kalau Menparekraf sendiri tidak tahu lokasi desa Tetebatu, sedangkan desa tersebut telah sampai ke UNWTO, dan Menparekraf sendiri yang menetapkan dan mengusulkannya mengikuti ajang lomba tersebut,’’ kata mereka. (Bul)
Berita dengan Judul: Beredar Kabar Menparekraf Kunjungi Lombok, Tapi Tidak Sambangi Desa Wisata Tetebatu, Sebagai Duta Indonesia Pada Lomba UNWTO. pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com oleh Reporter : Makbul