Lebih dari 60 tahun silam, kawasan yang sekarang dikenal sebagai Uni Emirat Arab (UEA) merupakan sekumpulan negara bagian yang bersifat independen. Masyarakat menggantungkan hidup dari melaut dan berdagang mutiara.
Cadangan minyak yang ditemukan pada 1962 — meski tak sebesar di Arab Saudi — berhasil mengantar daerah tersebut ke jajaran negara paling berpengaruh di dunia. Tujuh negara Emirat pun bergabung untuk mendirikan Uni Emirat Arab, dan meresmikan Abu Dhabi sebagai ibu kota pada 1971.
Perusahaan Minyak Nasional Abu Dhabi (ADNOC) didirikan pada tahun yang sama. Perusahaan milik negara tersebut mempertahankan keuntungan dari pengeboran dan kilang minyak agar tidak diambil alih Barat. Pendirian ADNOC menarik pekerja asing dari seluruh dunia, termasuk fotografer Saleh al-Tamimi (66 tahun) yang merantau dari Yaman pada 1970-an. Dia bekerja di perusahaan itu selama 45 tahun.
Al-Tamimi telah mengabadikan Abu Dhabi sejak dia masih muda. Koleksi fotonya menjadi bukti nyata betapa luar biasanya transformasi kota sejak ditemukan sumber minyak.
“Belum banyak yang punya kamera seperti saya kala itu,” kenangnya. “Dari fotografi, saya bisa mengenal Abu Dhabi.”
40 tahun kemudian, al-Tamimi tak sengaja menemukan album foto lama saat bersih-bersih gudang. “Sulit sekali memercayai betapa cepatnya pertumbuhan Abu Dhabi,” lanjutnya. “Saya menua di kota ini, jadi jelas saya menyaksikan perubahan-perubahan ini. Tapi rasanya berbeda ketika melihat ke belakang.”
Salah satu bagian yang mengalami transformasi besar-besaran adalah Abu Dhabi Corniche, jalanan di sepanjang garis pantai ibu kota. Dirombak penuh dalam proyek reklamasi, tepi jalan itu kini dihiasi pantai, hotel berbintang dan restoran mewah.
Hasil jepretan al-Tamimi menampilkan Abu Dhabi pada era 70-an dan 80-an, ketika kota itu mengalami perubahan. Beberapa gedung dalam fotonya bertahan sampai sekarang, seperti bekas hotel Hilton Abu Dhabi (sekarang Radisson Blu) yang dibuka oleh Pendiri Negara al-Sheikh Zayed Al Nahyan pada 1973.
Foto-foto ini termasuk seri “The Story of Time” yang digarap al-Tamimi selama tiga tahun hingga 2015. Dia bertekad untuk terus mengabadikan setiap perkembangan yang terjadi di lokasi-lokasi dalam foto.
Berikut penampakan Abu Dhabi sebelum bertransformasi menjadi pusat bisnis internasional:
Artikel ini pertama kali tayang di VICE Arabia.