Berita  

Beginilah Sejarah Karakter Manga Digambarkan Mimisan Saat Berpikir Mesum

beginilah-sejarah-karakter-manga-digambarkan-mimisan-saat-berpikir-mesum

Kita sering banget menyaksikan di anime, darah mengalir dari hidung karakter cowok ketika mereka melihat cewek seksi atau membayangkan hal mesum. Banyak dari kita bertanya-tanya, memangnya manusia beneran mimisan saat bergairah? Kenapa ya karakter anime seperti itu padahal tidak pernah terjadi di dunia nyata?

Sebagai bentuk seni, anime mampu menembus batas-batas logika rasional. Karakter bisa berputar 180 derajat dan melompat tinggi dalam pertarungan, lalu mendarat mulus tanpa lutut tergores. Ada juga yang melahap makanan dalam jumlah besar seolah-olah perut mereka lubang tak berdasar.


Segala keanehan ini sudah menjadi pemandangan sehari-hari para wibu, sehingga mereka mungkin telah menganggapnya sebagai hal yang biasa. Dari mana sebenarnya tema-tema ini berawal? Adakah alasan logis yang menjelaskan ekspresinya?

Berikut penjelasan yang bisa kami kumpulkan:

Kenapa matanya besar semua?

Mata bulat berbinar yang menempati lebih dari setengah wajah adalah ciri khas karakter anime yang ditujukan untuk perempuan. Bentuk fisik yang unik ini dimulai dari manga pada 1950-an. Beberapa menafsirkannya sebagai bentuk ketertarikan berlebih Jepang terhadap tren kecantikan Barat — selain mata besar, karakter biasanya berkulit putih dan memiliki dagu lancip. Namun, bagi peneliti anime Nobuyuki Tsugata dari Universitas Tokyo, mata dapat mengomunikasikan perasaan karakter.

“Ekspresi wajah dapat mengungkapkan isi pikiran tanpa bertele-tele. Ketika ngobrol dengan seseorang, kalian tanpa sadar menatap mata mereka untuk melihat respons emosionalnya. Seperti itulah fungsi mata dalam anime. Setiap perubahan kecil pada mata mengungkapkan perasaan mereka,” Tsugata memberi tahu VICE.

Dia menambahkan, psikologi emosi dapat memainkan peran penting. “Seniman cenderung membuat mata lebih besar ketika ingin menggambarkan karakter atau hewan yang menggemaskan,” lanjutnya. Tidak heran karakter perempuan imut memiliki mata besar.

Seniman Jepang sangat mengandalkan teknik “baby face” untuk menggambar wajah karakter. Menurut sejumlah penelitian, ini adalah bentuk wajah yang “paling menarik”. Dalam studi yang terbit pada 2009, psikolog sosial Amerika Leslie Zebrowitz memindai otak responden perempuan untuk melihat respons psikologis mereka saat mengamati foto bayi dan lelaki berwajah baby face. Tidak ada perbedaan dalam pola aktivasi saraf peserta, sehingga menyimpulkan ada bentuk wajah tertentu yang kita anggap manis.

Kenapa karakter meneriakkan nama musuh saat bertarung?

Kebanyakan anime yang populer di dunia mengandung adegan perkelahian. Menariknya, karakter acap kali meneriakkan nama lawan ketika berduel dengan mereka. Adegan semacam ini tampak berlebihan, seolah-olah mereka ingin memastikan tidak salah lawan. 

Tsugata mengutarakan semua itu ada kaitannya dengan pertempuran di masa lalu. “Kalian juga bisa melihatnya dalam drama periode sejarah. Samurai Jepang akan meneriakkan nama lawan sebelum mulai bertarung, lalu mengayunkan katana mereka,” terangnya.

Pada zaman feodal, samurai terbiasa menyebutkan nama dan tempat tinggal mereka supaya lebih mudah mengetahui siapa yang telah dikalahkan di medan perang. Hal tersebut juga menjadi cara merayakan kemenangan seorang samurai. Tradisi kuno ini diadopsi ke dalam anime sampai sekarang.

Kenapa mayoritas ceritanya tentang kehidupan anak sekolah?

Siapa, sih, yang tidak suka drama remaja? Serial animasi berlatar sekolah telah merasuki industri anime sejak 1980-an, tetapi semakin mendominasi dalam 10-15 tahun terakhir. 

“Mayoritas karya animasi terbaru Kyoto berlatar sekolah,” ujar Tsugata. “Sebagian besar penonton anime di TV pada 1960-an adalah anak SD, sehingga acaranya berorientasi kekeluargaan. Tapi mulai 1980-an, manga populer yang diangkat menjadi anime cenderung menceritakan kehidupan sekolah. Beberapa contoh terkenalnya antara lain Urusei Yatsura dan Tachi. Dari situ, demografi penonton anime berubah menjadi siswa SMP dan SMA. Perusahaan produksi membuat tontonan yang lebih cocok untuk kelompok usia tersebut.”

Pada 2017, hampir 70 persen anak-anak berusia lima hingga tujuh tahun menonton anime, menjadikan mereka konsumen terbesar di Jepang. Sementara itu, anak-anak berusia 10-19 menjadi penonton terbesar kedua; hampir 50 persennya menikmati anime. Banyaknya jumlah penonton yang masih muda mendorong perusahaan produksi membuat film yang relevan untuk mereka.

Kenapa karakter yang horni tiba-tiba mimisan?

Hidung berdarah bukanlah penggambaran umum dari gairah seksual yang meningkat. Akan tetapi, dalam anime, karakter mendadak mimisan ketika terangsang.

Tsugata tidak pernah menerima pertanyaan ini sebelumnya, menunjukkan betapa lazimnya ekspresi seksual tersebut di dunia anime. Dia menduga mimisan dapat mengekspresikan perasaan seseorang seperti mata besar. 

“Seperti bentuk emosi lainnya, kita merasakan gairah di dalam hati. Anime membutuhkan simbol fisik untuk mengungkapkan perasaan terdalam karakter. Mimisan adalah penggambaran berlebihan dari kesenangan itu. Adegannya lucu dan mudah dipahami anak-anak,” begitu pendapat Tsugata.

Yasuji Tanioka diyakini sebagai mangaka pertama yang memperkenalkan ekspresi ini dalam Yasuji no Mettameta Gaki Dou Kouza yang terbit pada awal 1970-an. Sejak itu, seniman lain mulai mengikuti jejaknya.

Apa kata sains? “Adalah fakta bahwa gairah seksual membuat detak jantung bekerja lebih cepat dan meningkatkan aliran darah. Akan tetapi, gairah seksual tidak memiliki hubungan langsung dengan mimisan,” Dr. Onishi, dari Klinik Jantung dan Penyakit Dalam Onishi, menjelaskan kepada Livedoor News.

Kenapa karakter sering lari keluar rumah sambil makan roti?

Makan sambil jalan aslinya dianggap tidak sopan di Jepang, kecuali kalian pergi ke festival atau mengunjungi restoran tachigui (makan sambil berdiri). Beda ceritanya dengan film anime. 

Masih belum jelas sejak kapan tindakan ini muncul di anime atau manga, tapi beberapa orang percaya berasal dari manga Patty’s First Love karya Miyoko Motomura (1968). Yang lain menebak pertama kali muncul dalam manga ciptaan Ryouko Takahashi, Tsuraize! Boku Chan, pada 1975.

Alasannya pun belum pasti, tapi Tsugata berpikir ekspresi itu mendramatisir sikap spontan karakter.

“Kita bisa melihat karakter sedang terburu-buru ketika mereka berlari meninggalkan rumah dengan roti menggantung di mulut. […] Perlu visualisasi berlebihan untuk mengekspresikan emosi karakter dalam gambar,” tuturnya.

Kenapa kucing sering muncul di anime?

Anime terasa belum lengkap tanpa kucing. Coba perhatikan sendiri dalam film kesukaan. Kalian pasti akan menemukan kucing. Faktanya, masyarakat Jepang sangat terobsesi dengan kucing. Dari kuil, kafe sampai cerita rakyat, kucing melambangkan makna artistik di Negeri Sakura. 

Meski bukan hewan asli Jepang, penampakan kucing pertama yang terdokumentasi diyakini ditemukan dalam buku harian Kaisar Uda pada Maret 889 Masehi. Simbolisme kucing mulai berkembang sejak itu. Pada abad ke-12, cerita bakeneko memenuhi karya seni dan sastra Jepang. Bakeneko adalah siluman kucing yang dapat berubah bentuk menjadi manusia. Hantu ini ditakuti karena suka membunuh pemilik untuk menggantikannya. 

Lalu ada gotoku neko atau hantu kucing yang secara misterius menyalakan api di malam hari agar tubuh tetap hangat. Penulis Haruki Murakami sering memasukkan kucing ke dalam karyanya. Kalian juga sudah familiar dengan Doraemon dan Hello Kitty.

Dari semua contoh itu, tidak mengherankan jika anime kerap menampilkan neko (berarti kucing dalam bahasa Jepang), terutama kucing liar. Tsugata menerangkan kucing umumnya ditampilkan sebagai teman atau penasihat anak-anak.

“Protagonis terkadang memiliki hubungan yang setara dengan kucing. Mereka suka mengajak kucing ngobrol, meski kucing hanya bisa mengeong. Mereka seperti memahami satu sama lain,” katanya.

Peneliti anime dan manga Masahiro Koyama mengungkapkan ada perbedaan penting antara kucing liar dan peliharaan. Dalam serial anime Sazae-san, kucing peliharaan Tama terlihat mengenakan kalung lonceng kuning yang kebesaran. “Loncengnya besar banget, sehingga penonton hanya bisa berasumsi seberapa berat kalungnya. Ini menjadi pengingat kucingnya dibeli,” Koyama memberi tahu VICE.

“Alis Tama yang turun membuatnya terlihat khawatir. Saya rasa ini menggambarkannya sebagai karakter yang terjebak dan tidak bebas,” lanjutnya.

Penggambaran historis, serta berbagai simbolisme kucing di anime, semakin menambah kesan misterius hewan itu.

Anime adalah tontonan menghibur karena melawan akal sehat. Ini adalah pelarian dari kenyataan, dan penonton dibawa larut ke dalam dunianya. Meski sering kali tidak logis, anime adalah pilihan tepat untuk menyegarkan pikiran dari rutinitas sehari-hari.