Pemerintah negara bagian Puebla, Meksiko, tengah menyelidiki kasus penemuan mayat bayi laki-laki yang dicurigai dimanfaatkan untuk menyelundupkan narkoba ke penjara.
Seorang narapidana penjara San Miguel sedang mencari botol plastik kosong dalam tong sampah saat melihat bayi tergeletak tak bernyawa dengan luka sayat di bagian perut. Pihak berwajib belum menemukan identitas dan siapa orang tuanya. Dugaan awal menyebutkan bayi itu berumur tiga bulan, namun otoritas setempat mengklaim baru berusia enam hari.
Insiden ini baru muncul ke permukaan setelah organisasi nirlaba Reinserta memperhatikan secara detail video rekaman beberapa hari kemudian. Organisasi ini fokus mengamati anak-anak yang dibesarkan dalam penjara di negara tersebut. Reinserta juga menjalankan program yang membantu mantan napi muda agar bisa kembali diterima masyarakat.
Melalui pernyataan resminya, organisasi menuduh napi penjara San Miguel telah melampaui batas. Menurut tuduhan Reinserta, mereka kini memproduksi narkoba dari balik jeruji, kerap membawa masuk pekerja seks untuk memuaskan nafsu, dan bahkan mengadakan adu anjing sebagai ajang taruhan. Bangkai anjing kemudian dibuang ke tong sampah seperti mayat bayi.
Saat diwawancarai kantor berita Meksiko Milenio, Saskia Niño de Rivera selaku co-founder Reinserta menyebut respons pemerintah “sangat absurd”. Dia menduga luka sayat menandakan bayi dimanfaatkan sebagai alat penyelundupan narkoba.
Dia juga mengungkapkan kemarahannya kepada pemerintah yang dianggap lalai dalam kasus ini. “Kok bisa-bisanya pihak berwenang tidak menyadari ada anak di bawah umur masuk ke penjara dan tidak pernah keluar lagi,” tandasnya.
Gubernur Puebla Miguel Barbosa baru buka suara pada Senin, setelah skandalnya menjadi pemberitaan nasional. Dia mengatakan, Kejaksaan Agung masih mendalami kasus tersebut.
“Masalah ini sangat serius […] kami baru akan mengumumkannya ke publik setelah semuanya diperiksa,” terangnya.