Badai salju ganas yang melanda wilayah utara Jepang selama 10 hari terakhir dilaporkan telah memakan korban. Pejabat setempat mengumumkan, Senin (26/12), badai menewaskan 17 jiwa, sedangkan korban luka-luka berjumlah 93 orang.
Prefektur Niigata di sepanjang pantai barat laut Jepang termasuk wilayah yang dilanda badai parah. Hujan salju lebat telah menciptakan tumpukan setinggi 72-87 cm. Pekan lalu, lebih dari 10.000 rumah mengalami pemadaman listrik.
Perempuan 27 tahun di Niigata tewas lantaran kelamaan menghangatkan badan di dalam mobil pada saat rumahnya mati listrik. Masih di daerah yang sama, nyawa lansia 85 tahun tidak dapat diselamatkan usai terjatuh ke selokan ketika ia sedang membersihkan salju. Banyak korban lainnya tewas akibat tergelincir atau tertimbun salju.
Sementara itu, tiga kota di wilayah timur laut Jepang tertutup salju setinggi satu meter seharian penuh di awal pekan ini—menjadikannya curah salju tertinggi di daerah tersebut.
Hujan salju tahun ini telah melumpuhkan lalu lintas di seantero Jepang, serta menyebabkan pemadaman listrik di sejumlah daerah. Di Hokkaido, misalnya, aliran listrik terputus pada hari Natal gara-gara menaranya tumbang. Akibatnya, jadwal penerbangan dan perjalanan kereta di daerah tersebut terpaksa ditunda.
Kembali ke Niigata, ratusan mobil terjebak di jalan raya, yang menyebabkan kemacetan sejauh 20 kilometer. Petugas kebersihan telah dikerahkan untuk menyingkirkan tumpukan salju yang menutupi jalan, sedangkan sukarelawan membagi makanan kepada orang-orang yang terjebak di dalam mobil.
Warga Jepang telah diimbau agar tidak keluar rumah selama badai salju menyerang, dan diminta berhati-hati ketika membersihkan salju.
Follow Koh Ewe di Twitter dan Instagram.