JAKARTA – Bacaleg DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Partai Perindo, Fourista Handayanto menjelaskan istilah klitih yang beberapa ini menjadi pembicaraan masyarakat, khususnya warga Kota Gudeg. Menurutnya, arti kata klitih yang sebenarnya merupakan hal yang positif.
“Klitih itu kalau menurut sosiolog kriminal Universitas Gadjah Mada Drs. Suprapto, klitih itu adalah diambil dari kata klatah-klitih sebenarnya,” kata pria yang akrab disapa Tatto tersebut di Podcast Aksi Nyata Perindo, Minggu (22/1/2023).
“Yaitu mengisi waktu sambil santai sebenarnya,” sambungnya.
Karena mempunyai makna yang positif, klitih juga pernah menjadi nama sebuah pasar di DIY, yakni Pasar Klitihan. Pasar tersebut terletak sepanjang Jalan Mangku Bumi dari Tugu Yogyakarta hingga Stasiun Yogyakarta.
“Itu ada Pasar Klitihan, isinya barang-barang second, kaya pasar loak,” ujarnya.
Ia melanjutkan, sesuai dengan arti yang sesungguhnya, di Pasar Klitihan menjadi tempat favorit warga DIY untuk menghabiskan waktu luangnya.
Namun seiring berjalannya waktu, istilah tersebut mengalami pergeseran dari yang positif menjadi negatif. Warga luar DIY yang baru mengenal klitih mempunyai stigma negatif tentang kata tersebut.
Diketahui, dewasa ini masyarakat mengenal klitih terkait dengan penyerangan yang dilakukan sekelompok remaja yang mengendarai sepeda motor dengan senjata tajam di malam hari yang menyerang pengendara motor lainnya.
Tato menjelaskan, hal tersebut terjadi karena mereka berada dalam pengaruh minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang.
“Karena di bawah pengaruh minuman atau drugs tadi, ya akhirnya mereka dengan sembarang itu dengan membawa senjata tajam mencari korban,” tuturnya.
Meski demikian, ia membantah jika klitih ini termasuk dalam kategori begal.
“Kalau begal kan dia mengambil barang, kalau klitih itu tidak mengambil barang, tujuannya hanya untuk melukai,” ucapnya.
Judul: Bacaleg Perindo ini Jelaskan Awal Mula Arti Klitih yang Punya Makna Positif
Terbit juga di: LIPUTAN4.COM.
Reporter: taufik