Tim arkeologi di Israel menemukan sebuah makam dari masa 1.800 tahun lalu, yang cukup unik. Bisa jadi atas perintah mendiang, atau insiatif keluarga, yang jelas tertulis kutukan ditulis dalam tutup peti mati batunya, berisi kutukan agar jangan ada yang coba-coba membuka makamnya.
Makam dengan kutukan itu memuat jasad seornag lelaki bernama Yakub Ha’Ger. Kemungkinan dia pindah agama memeluk Yahudi semasa hidup, jika mengacu pada terjemahan tulisan di peti matinya. Kutukannya sendiri ditulis dalam bahasa Yunani kuno, yang jika diterjemahkan kurang lebih seperti ini: “siapapun yang berani membuka makam ini akan mendapat cobaan berat”, demikian seperti dilaporkan The Times of Israel.
Tulisan itu awalnya dikira tim arkeolog ditulis dengan darah. Tapi setelah diteliti lebih lanjut, ternyata aksara di peti mati Yakub berasal dari cat warna merah. Meski begitu, tim yang terlibat mengaku gentar juga, karena makam orang-orang Yahudi dari masa lalu jarang sekali yang sampai memuat kutukan semacam ini.
Peti mati berisi kutukan tersebut ditemukan di kawasan Beit She’arim, cagar budaya dilindungi UNESCO yang berada di pinggiran Kota Galilea, Israel. Temuan ini penting, justru bukan karena ancaman mistisnya, namun karena kawasan kuburan di Beit She’arim turut menerima jasad orang yang bukan Yahudi asli. Selain itu, praktik pindah agama ke Yahudi ternyata sangat wajar di masa lalu, hal yang cukup mengejutkan karena Yahudi saat ini identik sebagai agama turunan. Dari temuan ini, Beit She’arim turut dipastikan sebagai kuburan bagi umat Yahudi lintas negara di Timur Tengah pada masa satu millenium lalu.
Tim arkeolog yang terlibat penemuan makam ini berasal dari University of Haifa serta Badan Purbakala Israel. Dalam jumpa pers pada 1 Juni 2022, tim menyatakan bahwa makam itu kemungkinan sudah pernah dibuka sebelumnya. Sebab, peti mati yang diperoleh menyisakan tutup dan sebagian makam saja.
“Terkait siapa yang menulis kutukannya, kami yakin sosok bernama Yakub itu yang mendiktekan kalimatnya. Karena cara penulisannya cukup personal,” ujar Jonathan Price, Guru Besar Arkeologi dari Tel Aviv University. “Namun, soal siapa yang memahatkannya dengan tinta merah di tutup peti mati, itu sudah lain soal. Bisa jadi orang lain.”
Kerangka tubuh Yakub tidak diperoleh oleh tim yang terlibat penggalian. Alhasil, hampir pasti makamnya sudah pernah disantroni maling kuburan. Bisa jadi, kutukan itu memang nyata, dan mereka yang menjarah makam Yakub sudah mengalami nasib sial tanpa sempat masuk berita.