“Prinsipnya kita bisa memahami refocusing tersebut, tapi anggaran itu kembalikan untuk dunia pendidikan sendiri,” tegasnya di sela-sela rapat kerja dengan Disdikbud Kalsel yang dia pimpin di Banjarmasin, Rabu. (10/3).
Pasalnya, menurut Ketua Komisi IV DPRD Kalsel yang juga membidangi pendidikan tersebut, refocusing anggaran 2021 peruntukannya buat penanggulangan COVID-19 serta penanganan pascabencana banjir yang terjadi hampir melenda seluruh wilayah provinsi itu.
“Sementara pasca bencana banjir yang melanda provinsi kita beberapa waktu lalu sejumlah sarana dan prasarana pendidikan juga terdampak dan memerlukan penanganan,” lanjut anggota DPRD Kalsel dua periode dari Partai Gerindra tersebut.
“Kita juga tidak ingin pascabencana banjir kegiatan pendidikan di Kalsel terganggu karena kerusakan sarana dan prasarana mereka, dan pada gilirannya berdampak terhadap hasil atau kualitas pendidikan,” demikian Lutfi Saifuddin.
Sementara Kepala Disdikbud Kalsel HM Yusuf Effendi mengatakan, kemungkinan tidak terlalu banyak anggaran dinasnya Tahun 2021 yang bisa refocusing.
Sebagai contoh pada anggaran belanja langsung Tahun 2021 sekitar Rp300 miliar, sedang yang tidak bisa diutak-atik untuk bantuan operasional sekolah (BOS) serta gaji dan honorer pegawai.
Ia menerangkan, bahwa melalui rapat virtual pihaknya sudah mengimunisasikan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia mengenai sekolah di Kalsel yang terdampak bencana banjir.
“Kita memang berharap ada bantuan dari pusat untuk penanganan sarana dan prasarana pendidikan di Kalsel yang terdampak banjir. Tapi dari Kemendikbud hanya memberikan arahan,” lanjutnya usai menghadiri rapat kerja dengan Komisi IV DPRD provinsi setempat.
“Sebagai contoh anggaran pada sekolah yang tidak terdampak bisa digeser atau dialihkan ke sekolah yang terdampak,” demikian Yusuf Effendi mengutip arahan Kemendikbud.(Gt.Irwan S).