Tabiat orang kaya memperlakukan hartanya sering laris jadi tontonan, kayak bos Amazon, Jeff Bezos, yang baru aja wisata ke luar angkasa, atau Sisca Kohl yang bikin makanan aneh dari bahan-bahan mahal. Tapi, kalau boleh milih mana manuver pamer kekayaan paling gokil, keputusan keluarga mendiang pengusaha Akidi Tio di Sumatera Selatan ini jelas masuk daftar teratas. Lewat sebuah seremoni, anak-anak Akidi Tio mengumumkan akan menyumbang Rp2 triliun untuk membantu penanganan Covid-19 di Sumsel.
Bayangin, Rp 2 triliun! Perusahaan sebesar Google saja “cuma” sanggup menyumbang Rp14,5 miliar buat penanganan pandemi Indonesia. Lah ini beratus-ratus kali lipat, hanya untuk satu provinsi pula. Enggak heran banyak pejabat keburu silau matanya, mulai dari Ketua MPR Bambang Soesatyo sampai Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Namun yang meragukan keabsahan donasi ini juga ada, seperti Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon dan mantan Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaludin.
Seremoni penyerahan simbolis donasi ini dilakukan pada 26 Juli 2021, dihadiri Gubernur Sumsel Herman Deru dan Kapolda Sumsel Eko Indra Heri. Uang donasi dijanjikan cair seminggu kemudian.
Konon, hibah akan disalurkan lewat Polda Sumsel sebab Kapolda Eko Indra disebut-sebut merupakan sahabat mendiang. Kepolisian bahkan sudah sesumbar bahwa uang akan segera dioper ke Satgas Covid-19 demi menyelesaikan masalah pandemi di Sumsel dari hulu ke hilir.
Hadir pada seremoni itu ialah Heriyanti, anak bungsu mendiang Akidi, dan Hadi Darmawan, Direktur Utama RS RK Charitas Palembang yang juga dokter pribadi Akidi. Hadi inilah yang menghubungkan keluarga dengan pejabat setempat setelah ia ditelepon Heriyanti terkait niat hibah Rp2 triliun.
“Uang itu bukan kami [anak-anak Akidi] yang kumpulkan, tapi wasiat Pak Akidi Tio untuk disalurkan di saat masa sulit. Pandemi ini dirasa oleh keluarga merupakan masa sulit itu, makanya kami salurkan,” ujar suami Heriyanti, Rudi Sutadi, dilansir CNN Indonesia.
Sumbangan diperkirakan cair pada Senin (2/8) hari ini. Namun, yang diberitakan justru informasi Polda Sumsel memeriksa Heriyanti sebagai tersangka. Dijemput pada jam satu siang oleh aparat, Direktur Intelkam Polda Sumsel Ratno Kuncoro mengonfirmasi status tersangka Heryanti.
“Kapolda sebelumnya membentuk tim. Tim pertama menyelidiki kebenaran asal-usul komitmen itu, tim kedua soal penanganan uang, karena jumlah banyak. Hasilnya ternyata adalah penipuan,” kata Ratno saat keterangan pers, dilansir dari Merdeka. “Saat ini, tersangka inisial H sudah diamankan.”
Hadi yang bertanggung jawab jadi perantara donasi abal-abal ini juga datang di Gedung Dirkrimum Polda Sumsel sebagai saksi. Ia terlihat diam dan kebingungan. “Saya tidak tahu [uangnya ada atau tidak]. Dia [Heriyanti] mengatakan pada saya ada [uangnya],” kata Hardi yang pasti lemes banget, dilansir Tribunnews.
Belum diketahui apa motivasi Heriyanti sekeluarga ngerjain satu provinsi di isu sesensitif ini. Kalau niatnya mempermalukan pejabat setempat sih, mereka jelas berhasil. Mengutip Menkopolhukam Mahfud MD, kasus ini sungguh “mengharukan”.