Berita  

Alami Covid Saat Pandemi Global Mereda, Korut Salahkan ‘Balon Asing’ dari Korsel

alami-covid-saat-pandemi-global-mereda,-korut-salahkan-‘balon-asing’-dari-korsel

Korea Utara kini menjadi salah satu negara yang masih mengalami penyebaran virus Covid-19 dengan skala nasional. Hal ini cukup mengejutkan, mengingat pandemi global secara umum mulai mereda, dan banyak negara perlahan mengendurkan aturan social distancing ataupun karantina.

Merespons pandemi yang seakan datang “terlambat” ke negara mereka, pemerintah Korut menyalahkan tetangganya, Korea Selatan, sebagai biang keladi maraknya Covid-19. Menurut Pyongyang, warga mereka mulai tertular Sars-Cov-2 akibat kemunculan “balon udara asing” di kawasan perbatasan.


Selama pandemi, Korut selalu mengaku kalau negara mereka bebas dari Covid-19 kepada utusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun sejak awal Mei 2022, mendadak rumah sakit di berbagai wilayah Korut kebanjiran pasien Covid-19. Merujuk data terkini, ada jutaan orang di Korut tertular Covid-19, dengan angka kematian masih sulit diverifikasi.

Dalam jumpa pers yang disiarkan media milik pemerintah pada 1 Juli 2022, Pyongyang mengklaim telah “selesai melakukan investigasi awal” mengenai kronologi munculnya Covid-19 di negara mereka. Kesimpulan versi Pyongyang: ada prajurit berusia 18 tahun yang berjaga di perbatasan menjadi pasien pertama tertular Covid varian Omicron. Virus tersebut lantas menular dengan cepat di zona demiliterisasi yang membelah Korut dan Korsel.

Salah satu temuan lain, yang cukup kontroversial, adalah kaitan penularan prajurit di perbatasan tersebut dengan munculnya balon udara berisi pesan propaganda kiriman aktivis Korsel. Menurut kantor berita Korean Central News Agency yang dikuasai langsung rezim Kim Jong-un, penduduk diminta waspada “bila menyaksikan benda asing di langit, terutama di kawasan perbatasan”, karena berpotensi mengandung virus Covid-19.

Kementerian Pertahanan Korsel, saat dikonfirmasi terpisah, menganggap pernyataan Pyongyang itu “sangat tidak masuk akal.” Korsel mengingatkan tetangganya bahwa penularan virus omicron tidak seperti yang digambarkan media pemerintah.

Balon-balon yang dimaksud Korut memang ada, tapi isinya adalah pesan perdamaian dan ajakan bagi warga Korut agar berani kabur ke Korsel. Balon tersebut juga memuat USB yang berisi foto serta film dokumenter atau drakor, dengan harapan bisa menggambarkan kondisi dunia di luar Korut bagi yang menontonnya.

Pengiriman balon tersebut, yang dilakukan secara swadaya oleh segelintir aktivis pro-demokrasi Korsel, kerap memicu krisis diplomatik. Dua tahun lalu, Korut sampai membatalkan negosiasi damai karena menganggap Korsel tidak serius melarang warganya mengirim balon udara berisi pesan propaganda ke wilayah mereka.

Terlepas dari perkara balon, penyebaran Covid-19 di Korut menurut pakar kesehatan berpotensi menjadi bencana sosial dalam waktu dekat. Negara paling tertutup sedunia itu masih menolak bantuan vaksin dari Tiongkok maupun Rusia. Sementara sebagian warga mengalami kelaparan akut, akibat gagal panen tahun lalu. Alhasil, jumlah kematian akibat penularan Omicron di Korut ditaksir bisa sangat tinggi.