Jika kalian pernah berinteraksi dengan model OnlyFans, mungkin sebenarnya orang yang kalian ajak ngobrol adalah Marc. Lelaki pemilik agensi komunikasi, yang juga menyambi sebagai fotografer mode, telah mengelola berbagai akun di platform konten dewasa selama kurang lebih 18 bulan terakhir.
Ketika dihubungi VICE untuk artikel ini, Marc meminta agar namanya diubah karena sudah sepakat dengan klien untuk menjaga kerahasiaan. Dia roda penggerak tak terlihat di industri yang masih berumur jagung, tapi telah berkembang pesat. Dialah yang mengirim pesan spesial untukmu, serta foto pesanan kalian yang mungkin telah dijepret tiga minggu sebelumnya. Bisnis ini sangat menguntungkan. Buktinya sekarang dia menghasilkan 60-70 persen dari omzet perusahaannya.
OnlyFans diluncurkan pada November 2016, tapi baru melesat popularitasnya di awal pandemi. Hampir dua tahun kemudian, pendapatan dari platform semacam OnlyFans telah melonjak dan model dari berbagai latar belakang mencari peruntungan di sana.
Namun, seperti layaknya industri lain yang mengedepankan reputasi, ada orang-orang di belakang layar yang bekerja keras memastikan bisnis tetap berjalan lancar. Simak pengakuan Marc berikut ini.
VICE: Sebenarnya apa saja yang kamu kerjakan setiap hari?
Marc: Pekerjaan utama saya mengelola akun Instagram dan Facebook milik tenaga profesional, kebanyakan dokter dan dokter gigi. Saya juga membantu beberapa influencer mengurus akun OnlyFans dan Patreon mereka, bisa sampai empat atau tujuh akun secara bersamaan. Tugasnya termasuk mengunggah konten — foto dan video — sesuai tarif yang telah disepakati dalam kontrak. Ketenaran mereka menentukan berapa banyak postingan yang diunggah dalam sehari. Ada yang satu postingan sehari, ada juga yang enam kali sehari. Banyak sekali pesan yang masuk setiap harinya, sebagian besar dari laki-laki. Sayalah yang membalas pesannya satu per satu. Di akhir pekan, saya bisa menerima hingga 2.000 pesan.
Apa yang membuatmu tertarik menawarkan jasa ini?
Saya sudah delapan tahun bekerja sambilan sebagai fotografer, cenderung di dunia fesyen. Saat OnlyFans diluncurkan, beberapa model meminta izin untuk memakai foto-fotonya di platform. Berhubung pekerjaan saya di agensi dan OnlyFans cukup mirip, saya akhirnya menawarkan jasa admin kepada mereka.
Saya mulai menyeriusinya tepat di hari pertama lockdown, tanggal 17 Maret 2020 di Prancis. Saya sedang tidak ada kerjaan di rumah dan tiba-tiba seorang influencer menanyakan kesediaan saya membuatkan akun OnlyFans untuknya. Kami memasang target subscriber yang harus terkumpul pada akhir bulan — kami memperoleh 12 kali lipat dari jumlah yang ditentukan.
Apa yang paling menuntut perhatian dalam pekerjaan ini?
90 persen waktu saya dihabiskan untuk membalas pesan di OnlyFans. Banyak permintaan berasal dari laki-laki yang seleranya sangat spesifik. Fantasi mereka melibatkan rambut, kuku hingga kaki. Beberapa bahkan menginginkan foto model mengenakan masker atau sarung tangan bedah. Saya langsung meneruskan permintaannya kepada para model. Jika mudah dilakukan, mereka bisa mengirim fotonya dalam satu jam saja.
Yang terpenting adalah menyenangkan pelanggan, dan harus ingat kami sedang menawarkan dan menjual produk. Pesan-pesannya harus bergerak cepat menuju proposisi komersial. Para laki-laki ini sudah terbiasa dan mereka menggunakan platform untuk membeli konten.
Bagaimana caranya agar kamu terdengar lebih meyakinkan?
Saya berusaha mengenal model lebih dekat supaya tidak ngomong asal-asalan. Saya juga rutin mengecek akun Instagram mereka dan menonton InstaStory-nya untuk memastikan apa yang saya katakan di OnlyFans sesuai dengan postingan mereka di tempat lain.
Saya memang suka mengamati perilaku orang, berusaha memahami seperti apa diri mereka sesungguhnya. Setiap orang memiliki keterbatasan, jadi hal pertama yang saya tanyakan kepada mereka: Apa saja yang siap kamu lakukan dan tampilkan di platform semacam OnlyFans? Tergantung jawabannya, saya bisa menentukan akan bersikap pemalu atau lebih ekstrovert saat membalas pesan.
Pernahkah kamu takut ketahuan pelanggan?
Saya harus berhati-hati karena tugas saya menipu mereka. Saya pribadi punya trik agar tidak ketahuan. Begitu ada laki-laki yang meminta bukti sedang ngobrol dengan perempuan, saya akan meminta model membuat video singkat seperti mengatakan, “Terima kasih atas dukunganmu, X.”
Berapa yang kamu hasilkan dari jasa admin OnlyFans?
Untuk setiap kontrak dengan klien, saya memasang biaya tetap 2.500 Euro (Rp41 juta) per bulan. Lalu saya mengambil komisi lima persen dari penghasilan mereka untuk setiap 5.000 Euro (Rp82 juta). Jadi misalkan mereka menghasilkan 15.000 Euro (Rp245 juta) sebulan, saya akan mengambil 15 persen, 20 persen jika penghasilannya lebih dari 20.000 Euro (Rp326 juta), begitu seterusnya. Influencer terkenal bisa menghasilkan di atas 50.000 Euro (Rp816 juta).
Artikel ini pertama kali tayang di VICE France.