Maskapai penerbangan Jepang menawarkan opsi langganan bagi para pegawai kantoran yang bekerja jarak jauh di Tokyo. Dengan memilih program bulanan ini, warga Kitakyushu di prefektur Fukuoka bebas melakukan perjalanan bolak-balik ke ibu kota menggunakan pesawat Star Flyer untuk keperluan pekerjaan. Paket langganan sudah termasuk biaya sewa penginapan.
“Kitakyushu merupakan lokasi strategis di prefektur tersebut, jadi aksesnya mudah,” kata juru bicara Star Flyer kepada VICE World News. Pengusaha yang punya urusan bisnis di Kitakyushu juga bisa menggunakan layanan ini.
Industri penerbangan sangat dirugikan oleh larangan bepergian yang diterapkan guna mencegah penularan Covid-19. Star Flyer mencatat penurunan pendapatan yang cukup besar, sehingga program langganan ini menjadi upaya maskapai mendorong pemulihan.
Jepang terkenal ketat melarang turis asing datang ke negaranya selama hampir dua tahun terakhir. Negeri Sakura mulai menerima kedatangan wisatawan dalam jumlah terbatas pada Juni lalu, dan akhirnya membuka kembali perjalanan bebas visa bulan ini.
Star Flyer berencana memasang harga sekitar 200.000-400.000 yen (Rp21-42 juta) per bulan. Namun, belum diketahui jenis penginapan yang tersedia dalam paket langganan tersebut. Hasil penelusuran menunjukkan, biaya sewa bulanan apartemen satu kamar di Kitakyushu berkisar 60.000 yen (Rp6,2 juta), sepertiga harga perumahan di Tokyo.
Durasi penerbangan dari Kitakyushu ke bandara Haneda biasanya memakan waktu kurang dari dua jam, dengan harga tiket bolak-balik 35.500 yen (Rp3,7 juta). Itu berarti para pelanggan bisa melakukan perjalanan maksimal 5-10 kali dalam sebulan. Jika banyak yang tertarik, Star Flyer akan mempertimbangkan paket unlimited.
Seorang CEO di Tokyo, Ryodai Tanaka, cukup tertarik dengan paket langganan ini. Beberapa karyawannya kebetulan tinggal di Fukuoka, dan dia sendiri sering ada urusan di sana. Namun, dia masih ingin melihat harga dan pilihan penginapannya terlebih dulu.
Tanaka mengatakan, meski terdengar menjanjikan, program ini lebih cocok ditawarkan sebagai tunjangan kepada karyawan. “Selama ini, perusahaan biasanya hanya menanggung biaya transportasi, sedangkan biaya tempat tinggal sepenuhnya ditanggung karyawan. Layanan ini mungkin akan sedikit membingungkan karena menggabungkan keduanya,” terangnya.
Bekerja jarak jauh semakin ngetren di Jepang sejak pandemi. Tokyo Shoko Research melaporkan, lebih dari seperempat perusahaan Jepang kini telah mengizinkan karyawan bekerja dari rumah.
Follow Hanako Montgomery di Twitter dan Instagram.