Berita  

10 Film Remaja 90-an Wajib Tonton Bagi yang Tak Pernah Mengalami Dekade Itu

10-film-remaja-90-an-wajib-tonton-bagi-yang-tak-pernah-mengalami-dekade-itu

Industri perfilman dunia di era 90-an didominasi oleh film remaja Amerika yang kebanyakan berkulit putih. Jawbreaker, Never Been Kissed dan Clueless hanyalah segelintir contohnya. Padahal, di era itu, banyak pembuat film dari berbagai latar belakang yang menyoroti kehidupan ABG dari perspektif mereka masing-masing. Beberapa bahkan mengangkat kisah yang jarang diceritakan di layar lebar.

Kali ini, i-D membuat kompilasi 10 filmcoming-of-age dari yang paling mainstream sampai yang kurang populer. Harusnya, cerita-cerita di sini tetap bisa relatable bahkan bagi anak muda gen Z yang tak mengalami atau lupa-lupa ingat dengan dekade 90’an.


Apa saja film yang masuk kategori macam itu? Simak rekomendasinya berikut ini:

1. A Room for Romeo Brass (1999)

Jauh sebelum sutradara Inggris Shane Meadows terkenal dengan This is England, dia menelurkan film komedi remaja berjudul A Room for Romeo Brass pada 1999. Film itu mengisahkan dua remaja 12 tahun, Romeo dan Gavin, yang sudah bersahabat sejak kecil. Gavin sering menjadi korban perundungan di sekolah, dan Romeo selalu datang membela teman karibnya. Hubungan mereka mulai renggang begitu Morrell, lelaki yang jauh lebih tua, masuk ke kehidupan mereka. Morrell ternyata punya maksud tersembunyi. 

Kocak dan mengharukan, A Room for Romeo Brass merupakan salah satu film Meadows yang kurang dikenal. Kalian wajib memasukkannya ke daftar tontonan kalau belum pernah menontonnya juga.

2. In Praise of Older Women (1997)

Seperti judulnya, In Praise of Older Women menceritakan lelaki muda yang belajar cinta dengan banyak perempuan dewasa, sembari menjelajahi Spanyol setelah Perang Saudara. Film rilisan 1997 ini diadaptasi dari novel yang berjudul sama.

3. Rushmore (1998)

Terkenal akan gaya dan selera humornya yang unik, Wes Anderson menggarap Rushmore yang dibintangi oleh Jason Schwartzman. Penggemar atau bukan, kalian pasti sudah tahu, atau setidaknya pernah mendengar, film ini karena sangat populer. Remaja ambisius Max naksir dengan guru sekolah dasar. Dia berusaha memikat hati perempuan itu, tapi malah menemukan sahabatnya jatuh hati pada orang yang sama.

4. Yellow (1997)

Bisa dibilang, Yellow adalah salah satu film remaja paling underrated sepanjang masa. Film ini mengikuti kegilaan delapan remaja Asia di Los Angeles pada malam kelulusan. Bersama-sama mereka menjalani misi mencari segepok uang milik salah satu ayah mereka sebelum malam tiba. Yellow dibintangi John Chow, dan pernah masuk berbagai festival film.

5. The Virgin Suicides (1999)

Tidak diragukan lagi, Sofia Coppola adalah ratunya film remaja. Selain dikenal berkat drama sejarah Marie Antoinette, dia juga memproduksi The Virgin Suicides yang diadaptasi dari novel karya Jeffrey Eugenides. Pasangan suami istri Lisbon menjadi semakin overprotektif setelah putri bungsu tewas bunuh diri akibat stres. Mereka melarang keempat putrinya keluar rumah dan mengekang kehidupannya. Namun, didikan mereka yang ketat justru membuat anak-anaknya makin depresi. Meski dirilis lebih dari 20 tahun lalu, The Virgin Suicides masih sangat diminati pencinta film.

6. Crooklyn (1994)

Pada pertengahan 90-an, setelah menyumbang Do The Right Thing dan Malcolm X ke dunia perfilman, Spike Lee mengerjakan cerita semi-otobiografi di Brooklyn. Berjudul Crooklyn, filmnya menggambarkan kehidupan keluarga Kulit Hitam di wilayah New York. Seorang musisi jazz menikahi guru sekolah, kemudian memiliki empat anak laki-laki dan satu putri. Keseharian mereka yang sibuk dibeberkan dari sudut pandang anak perempuan bernama Troy, yang membentuk visi polos namun cerdas dari New York di era 70-an.

7. Sonnenallee (1999)

Sonnenallee adalah nama jalan yang berada tepat di persimpangan perbatasan Jerman Barat dan Timur. Judul filmnya, juga dikenal Sun Alley, terinspirasi oleh nama jalan ini. Penonton berkenalan dengan sekelompok anak muda di Berlin Timur yang memberontak layaknya anak punk melawan pemerintah Komunis. Sonnenallee tidak seberat film lainnya yang keluar di akhir abad ke-20. Film klasik Jerman ini menangkap sikap masa bodoh dan membangkang yang relevan dengan anak muda.

8. La Haine (1995)

Diyakini sebagai salah satu film Prancis yang paling terkenal, La Haine hampir tidak pernah masuk kategori coming-of-age. Alasannya tentu karena genre itu selalu dikaitkan dengan hal-hal ringan dan cinta-cintaan. Padahal kenyataannya, kehidupan remaja jauh lebih kompleks. Film agresif yang mempertontonkan konsekuensi dari kebrutalan polisi adalah penggambaran kedewasaan paling apa adanya.

9. Beautiful Thing (1996)

Film klasik Beautiful Thing adalah salah satu contoh cerita kontemporer terbaik tentang komunitas LGBTQ+. Berlatar di London Tenggara, film besutan Hettie Macdonald (yang menyutradarai Normal People) menceritakan Jamie dan Ste yang saling jatuh cinta ketika mulai merangkul orientasi seksual mereka. Dua remaja ini memikirkan seperti apa reaksi keluarga dan teman-temannya begitu mengetahui identitas mereka sebenarnya. Walaupun sekarang Hettie lebih fokus bikin acara TV, kayaknya seru menyaksikan bagaimana dia melakukan hal serupa seperti film ini.

10. House Party (1990)

House Party adalah salah satu film remaja 90-an yang tak pernah dibayangkan akan sangat populer. Filmnya mengisahkan seorang remaja yang menggelar pesta dadakan ketika orang tuanya pergi ke luar kota. Sayangnya, pesta itu kacau balau. Anggaran film ini relatif sedikit, tapi sukses meraup lebih dari $25 juta (Rp356 miliar menurut kurs saat ini) di box office. “Sutradara Reginald Hudlin menggunakan musik sebagai kanvas untuk memperlihatkan remaja Kulit Hitam dengan kesegaran dan orisinalitas yang langka dalam film modern,” tulis kritikus legendaris Roger Ebert dalam ulasannya.